Selasa, 13 November 2012

Pengertian bentukan lahan asal prose marine


Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering dipengaruhi\ aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio – marine. Proses marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :
1.      Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi pantai apalagi kalu bersama – sama dengan gelombang / ombak.
2.      Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
3.      Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai. (abrasi).

Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
1.      Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2.      Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
3.      Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4.      Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5.      Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.

Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai., dan  Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.
B. hasil bentukan lahan dan klasifikasinya menurut berpa ahli.
Bentang alam pantai dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan :
1.      Genesa (Johnson, 1919)
2.      Pendekatan genesa (Vallentine, 1951)
3.      Faktor-faktor pembentukannya (Shepard, 1948)
4.      Adanya gerak-gerak tektonik (Catton, 1952)

Adapun keterangannya berdasarkan pembagiannya bentang alam sebagai berikut:
1)      Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi          menjadi 4 macam pantai yaitu:
a)      Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini terjadi karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Ø  Ciri-ciri pantai tenggelam:
Ø  Di muka pantai ada pulau
Ø  Garis pantai tidak teratur
Ø  Teluk dalam
Ø  Lembah-lembah turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
1.      Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b)       Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya muka air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
Ø  Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
Ø  Garis pantai relatif lurus
Ø  Relief relatif rendah

c.       Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
Ø  Garis pantai relatif lurus
Ø  Pantai landai, ombak tidak besar
Ø  Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
(1)   Contoh: Pantai delta
(i)     Pantai volkanik
(ii)   Pantai terumbu koral
d. Pantai campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
Ø  Pantai menunjukan undak pantai
Ø  Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.

2.      Klasifikasi pantai menurut Vallentine (1951, Vide Thornbury, 1964) yang dibagi berdasarkan pendekatan genesa dan adanya perubahan-perubahan pantai saat ini.
a) Pantai maju (prograding shore line) kemungkinan dapat terjadi karena,
b.      Pantai naik (emergence coast), yaitu pantai yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.  
c.       Pantai karena pengendapan dari laut (prograding).
Ø  Akibat organisme, terbentuk pantai koral atau pantai bakau.
Ø  Akibat bukan organisme, misal pengendapan oleh laut atau tanggul-tanggul pantai (off shore bar) danlagoon.
Ø  Akibat pengendapan fluvial, misalnya : Pantai delta
i.        Pantai dataran alluvial
b.      Pantai mundur (retrograding shore line) kemungkinan dapat terjadi karena,
c)      Pantai yang tenggelam
Ø  Pantai yang mengalmi erosi glasial atau erosi topografi, lama-lama menjadi turun, contohnya: Pantai Fjord di daerah Boothbay Maine.
Ø  Pantai yang menggalami erosi fluvial, berupa pantai pegunungan perlipatan tua, contohnya: Pantai Ria di New Zealand.
d)     Pantai yang mengalami abrasi gelombang atau ombak (retrograding), tebing mundur karena pukulan ombak (cliff borered), contohnya: Pantai Cliff Kapur di Bitling Gap (England).

1.      Klasifikasi pantai menurut Shepard (1948) dibagi berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, berdasarkan pendekatan secara genesa atau perbedaan bentuk-bentuk awal (initial) dan juga bentuk-bentuk berikutnya (subquential).
a.       Pantai primer, stadia muda
b.      Pantai sekunder, stadia dewasa

(2)   Pantai primer, stadia muda ini dihasilkan oleh proses bukan asal laut (nonmarine agencies).
e)      Bentuk pantai yang tenggelam karena erosi dari daratan oleh sungai (glasial).
Ø  Pantai erosi fluvial yang tenggelam (Pantai Ria).
Ø  Pantai karena tenggelamnya lembah glacial (Pantai Frojd).
f)       Pantai yang terbentuk oleh endapan asal darat.
Ø  Pantai hasil pengendapan fluvial.
Ø  Pantai pengendapan glasial, sebagai morena yang tenggelam.
Ø  Pantai maju karena pengendapan angin (prograding sand dunes).
Ø  Pantai yang terbentuk oleh meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai (mangrove).
g)      Pantai akibat aktivitas volkanik
Ø  Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini (recent lava flow), contoh: di sekitar KepulauanHawaii.
Ø  Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera, contoh: Pantai yang terbentuk oleh batuan vulkanik di Keanae, Hawaii.
h)      Pantai yang terbentuk karena diastropisme atau tektonik yang bekerja.
Ø  Pantai yang terbentuk oleh tebing patahan atau gawir, pantai lurus dan dalam.
Ø  Pantai yang terbentuk oleh perlipatan. Bila pantai sejajar sumbu lipatan, terbentuk tebing pantai yang curam.
a.       Pantai sekunder, dengan stadia dewasa yang dihasilkan oleh proses asal laut (marine agencies).
i)        Bentuk pantai lurus, karena erosi gelombang.
Ø  Pantai terjal  lurus karena erosi geolombang, dengan ciri-ciri: batuan homogen dan dijumpai suatu dataran (wave cut bench).
Ø  Pantai yang berliku-liku, karena erosi gelombang, dengan ciri-ciri: batuan tidak homogen dan ada teluk-teluk kecil.
j)        Bentuk pantai karena pengendapan laut.
Ø  Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir atau bar yang memotong teluk dengan ciri-ciri: kemiringan kecil dan ombak cukup besar.
Ø  Pantai maju karena pengendapan laut dengan ciri-ciri: kemiringan cukup besar, ombak sangat kuat, daerah laut terbuka, contohnya: daerah Pantai Parangtritis.
Ø  Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (off shore bar and long shore spits), merupakan pantai yang terbentuk oleh sedimen-sedimen yang diendapkan arus dan ombak di sepanjang pantai dengan ciri-ciri: daerahnya berrelief datar, slope terhadap laut landai, ada teluk, laguna (off shore bar/spits)
Ø  Pantai terumbu koral
2)      Terumbu tepi laut (fringing reef), terdapat di pantai, tertambat di daratan, bentuk seperti sabuk dan mempunyai lebar beberapa feet.
3)      Terumbu penghalang (barier reef), terdapat di lepas pantai (off shore) yang dipisahkan dari daratan oleh laguna lebar 1/2-10 mil. Contoh terbesar Great Barrier Reer di pantai Utara Australia.
4)      Terumbu cincin (atoll), bentuknya seperti cincin yang mengurung laguna. 

5)      Klasifikasi pantai menurut Cotton (1952 Vide Bloom, 1979), dengan dasar pembagian gerakan-gerakan tektonik yang terjadi.
(1)   Daerah pantai stabil, dipengaruhi oleh peneggelam daratan masa kini (recent submergence).
(2)   Daerah pantai yang labil atau mobil, dipengaruhi oleh adanya pengangkatan atau penurunan daratan masa kini.
Contohnya: Pantai lipatan
Pantai patahan
Pantai – Pengangkatan daratan masa kini
Penurunan muka laut                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar