Jumat, 09 November 2012

Teori Lokasi SISTEM K = 3 DARI CHRISTALLE


A.    Teori Lokasi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang ( spatial order )kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki lokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruh terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan ekonomi maupun social ( ROBINSON,  77:2010 ). Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoaan, pabrik, pertanian, pertambangan sekolah, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya tidaklah sembarang tempat saja dan acak pada lokasi tersebut, melainkan menunjikan pola dan susunan ( mekanisme ) yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti.
 Dalam mempelajari lokasi bebagai kegiatan, ahli geographer  atau ahli ekonomi regional terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisi adalah datar dan kondisinya kesemua arah adalah sama. Dalam kondisi seperti ini, bagaiman manusia mengatur kegiatan dalam ruang , baru kemudian asumsi ini dilonggarkan secara bertahap sehingga kondisi dalam dunia nyata. Dalam dunia nyata kondisi dan potensi setiap wilayah adalah berbeda. Dampaknya menjadi lebih mudah dinalisis karena kita telah mengetahui tingkah laku manusia dalam kondisi potensi ruang yang sama.
Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan “ ganguan” ketika manusia berhubungan atau berpergian dari satu tempat ke tempat lainya. Jarak menimbulakan gangguan karena membutuhkan waktu dan biaya ( tenaga ) untuk mencapai lokasi yang satu ke yang lain. Makin jauh jarak yang ditempuh semakin menurun minat seorang berpergian dengan asumsi factor lain semuanya sama. Terkait dengan lokasi maka salah satu factor yang yang menentuakn apakah suatu lokasi menarik atau tidak untuk di kunjungi adalah aksebilitas. Tingkat aksebilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi dengan lokasi yang derada disekitarnya.
B.     Teori Lokasi
1.      SISTEM K = 3 DARI CHRISTALLE
Walter Christaller pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan dalam bahasa inggris berjudul central places in southern germany . dalam buku ini Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya didalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu system geometri dimana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Model Cristaller merupakan suatu system geometri diman angka 3 yang ditetapkan seca arbiter memeili peran yang sangat berarti.  Itulah sebabnya disebut system K = 3 dari Christaller.
Cristaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan cirri-ciri berikut:
1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah dataran dan sama.
2. Gerakan dapat dilaksanakan kesegala arah (isotrapicc surface)
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh wilayah
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimalisasi jarak/biaya.
Model Christaller tentang terjadinya model arean perdagangan heksagonal sebagai beikut:
1. Mula mula terbentuk areal perdagangan satu komoditi berupa lingkaran . setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold pada komiditi tersebut.
2. Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range, dari komoditi tersebut yang lingakrannya boleh tumpang tindih
3. Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpang tindih.
4. Tiap barang  berdasarkan tingkatordenya memiliki heksagonal sendiri sendiri. Dengan mengunnakan k=3, barang orde I lebar heksagonalnya 3 kali lebar heksagonal barang orde II. Tiap heksagonal pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besar heksagonal tersebut.
area pelayanan heksagonal

http://theplanner.files.wordpress.com/2008/02/teori-christaller.jpg
TERJADINYA KONSENTRASI PRODUSEN /PEDAGANG DARI BERBAGAI JENIS BARANG
Christaller meyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk orde yang sama cendrung berlokasi pada titik sentraml di wilayah nya dan hal ini mendorong terciptanya kota.
Dalam dunia nyata threshold secara ruang bisa menyusut lebih dari separohnya karena kepadatan penduduk cukup tinggi dipusat kota dan makin rendah apabila makin menjauh dari pusat kota. Hal ini berate bila pengusaha menambah jenis barang yang diproduksi /dijualnya , ia memperkecil threshold dan usahanya . akan tetapi hal ini hanya berlaku sampai batas tertentu antara lain biaya tetapnya tidak/belum naik, belum perlu melakukan investasi tambahan , dan tidak ada factor pembatas lainnya dalam berproduksi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa di kota terdapat banyak pedagang yang menjual barang dari berbagai jenis dan memilih berlokasi berdekatan di pasar dan bukan menyebar.
TERJADINYA KONSTRASI PRODUSEN/PEDAGANG DARI BARANG SEJENIS
Uraian tentang range dan threshold dapat menjelaskan mengapa terjadi konsentrasi dari berbagai jenis usaha pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak dapat menjelaskan mengapa dipasar juga ada kecendrungan bahwa pedagang dari komoditi sejenis juga memilih untuk berlokasi secara berkonsentrasi/berdekatan.konsep threshold tidak memungkinkan produsen /pedagang sejenis berada berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu produsen/pedagang. Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen/pedagang. Mencuatnya threshold memang memungkinkan lokasi satu produsen/pedagang sejenis tidak lagi terlalu berjauhan, tetapi tetap tidak memungkinkan untuk berusaha secara berdekatan. Untuk dapat menjelaskan adanya kecendrungan di kota bahwa pedagang sejenis juga memilih berlokasi berdekatan, perlu suatu pendekatan makro.
Dalam konsep kota, untuk kegiatan yang memiliki pasar sempurna maka range dan threshold individual menyatu dan berubah menjadi range dan threshold seluruh kota. Range dan threshold mikro (individual) bergabung dan berubah menjadi range dan threshold makro (seluruh aktifitas ekonomi yang ada di kota dipandang sebagai satu kesatuan). Untuk kegiatan yang bersifat monopoli dan oligopoly, range dan threshold individual masih tetap berlaku walaupun tidak kaku.
 TERJADINYA ORDE PRODUSEN/PENJUAL
Dalam hal ini jenis barang dikelompokan menjadi:
1. Yaitu barang kebutuhan sehari-hari atas dibeli setiap hari/hamper setiap hari.
2. Yang dibeli rata rata setiap 3 bulan sekali,
3. Rata rata dibeli harganya mahal atau barang mewah.
Dari susunan seperti ini masing masing jenis barang memiliki orde sesuai dengan kelompoknya . makin tinggi ordenya, range pemasaranya makin luas dan threshold nya juga makin luas. Pengelompokan seperti ini seakan-akan mengatakan bahwa komoditi itu tidak mungkin berubah orde. Range dan threshold nya karena terkait dengan jenis barangnya , tidak bisa berubah. Ditinjau dari jenis barangnya, ordenya tidak berubah, artinya barang itu tetap masuk kelompok 1 , kelompok 2 , dan seterusnya akan tetapi, apabila ditinjau dari produsennya maka orde produsen dapat berubah caranya adalah apabila produsen memproduksi seccara besar-besaran dan menjual barangnya untuk pasar yang lebih luas.
Dalam dunia nyata harga pokok masih dapat diturunkan dengan menerapkan teknologi produksi yang lebih efisien atau jumlah produksi mencapai skala berproduksi yang ekonomis (economic of scale). Economi of scale mendorong terciptanya specialisasi dna sebaliknya. Specialisasi menciptakan efisiensi dalam berproduksi. Walaupun udaha untuk meningkatkan jumlah produksi dan menggunakan distributor dapat memperluas jangkauan pemaaran (range), tetapi jangkauan pemasaran tetap ada batasanya. Range pemasaran dibatasi oleh berbagai factor seperti ongkos transportasi yang semakin mahal, barang yang tidak tahan lama diperjalanan, terbatasnya jumalh yang dapat diangkut dalam sekali jalan, dan adanya pkrodusen/distributor ditempat lain yang melakukan hal yang sama.
Hubungan perdagangan antara kota dengan orde yang sama atau kota orde lebih tinggi membeli dari kota orde lebih rendah (untuk produsen tertentu) mungkin terjadi, karena perbedaan konsentrasi/specialisasi produk dimasing-masing kota. Hal ini dijelaskan oleh A. Losch dalam bukunya (setelah diterjemahkan kedalam bahasa inggris oleh Gustav Fischer) the economics of location. Losch menjelaskan dengan cara yang sangat rumit dan sulit dimengerti karena menggunakan gambar abstrak (mengikuti cara Christaller). Kesimpulanya sama dengan yang dikemukakan diatas yaitu selain perdagangan mengikuti model Christaller juga aka nada perdagangan antar kota pada haeraki yang sama dan bahwa kota dengan hieraki lebih tinggi terkadang juga membeli produk yang dihasilkan oleh kota dengan hierarki lebih rendah.
 BENTUK  KURVA PERMINTAAN SEBAGAI AKIBAT FAKTOR JARAK
Teori ekonomi murni mengajarkan bahwa bentuk kurve permintaan berbeda untuk jenis pasar yang berbeda. Jenis pasar utama adalah monopoli, oligopoly, dan pasar sempurna.Factor lain menyebabkan dapat terjadi perbedaan harga adalah jarak. Apabila antara lokasi satu pedagang dengan pedagang lainnya terdapat jarak dan untuk mencapainya dibutuhkan waktu dan biaya maka salah satu pedagang dapat menaikan sedikit harga tanpa kehilangan seluruh pembelinya. pelanggan yang terjauh darinya akan beralih ke pedagang lainnya yang tidak menaikan harga tetapi pelanggan yang dekat dengannya tidak akan beralih karena waktu dan biaya untuk menempuh jarak tersebut masih lebih besar dari pada perbedaan harga jual diantara pedagang.
Dengan demikian bentuk kurve permintaan adalah mirip kurve permintaan pasar monopoli atau oligopoly tetapi lebih datar. Dan factor lain yang menyebabkan perbedaan harga adalah product differentiation. Termasuk pelayanan , promosi, pelayanan purna jual dan pembelian secara kredit.

2.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar