Senin, 05 November 2012

MAKALAH GEO-EKONOMI PDRB KABUPATEN SOLOK TAHUN 2010

OLEH :
MUHAMMAD HABIB/ 17541
YURMADANIS / 18482
ASRADENI ERIKSON /18486
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembangunan ekonomi dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan  sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha sektor informal maupun formal. Pada prinsipnya pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam peningkatan investasi daerah sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan sektor-sektor ekonomi yang ada.
Struktur dan perkembangan perekonomian dapat diketahui dari data  distribusi  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Laju pertumbuhan merupakan indikator pertumbuhan ekonomi makro suatu daerah yakni menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasa digunakan sebagai parameter penilaian sampai sejauh mana keberhasilan pembangunan di suatu daerah dalam periode tertentu, sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi.
Di era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secaranyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Dengandemikian, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan potensidaerah dan mengelola sumber kekayaan alamnya, menentukan prioritas dan arah program pembangunan ekonomi daerah.
Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten dengan keadan alam yang sangat cocok untuk pertanian. Oleh karena itu apakah pertanian akan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB kabupaten Solok. Atau sektor lain yang menjadi dominan.

B  .Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan:
1.      Bagaimana keadaan fisik dan sosial serta potensi yang ada di Kabupaten Solok
2.      Bagaimana keadaan PDRB Kabupaten Solok berdasarkan harga
3.      Klasifikasi tingkat PDRB

C . Fakta Wilayah

Kabupaten solok merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk kedalam  bagian wilayah Provinsi Sumatera Barat. Wilayah Kabupaten Solok terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Solok :
-          Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar ;
-          Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Solok Selatan;
-          Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;
-          Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan kota Sawahlunto.

Kabupaten Solok mempunyai keadaan Topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi di bagian selatan hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara dengan ketinggian berkisar antara 100 m hingga diatas 1.500 m diatas permukaan laut, serta memiliki 1 (satu) buah gunung berapi, dan 5 (lima) buah danau yaitu Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang serta Danau Tuo.
Disamping itu di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Daerah di Kabupaten Solok memiliki suhu udara yang cukup bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya daerah dari permukaan laut. Pada daerah dataran rendah suhu berkisar antara 28,50°C – 31,30°C, sedangkan pada dataran tinggi suhu berkisar antara 12,50°C – 24,60°C .
Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2009 sebagian besar (38.88%) wilayah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan 16.02% berstatus hutan rakyat. Sedangkan yang diolah rakyat untuk ladang/kebun 10.32% dan dikelola perusahaan perkebunan 2.09%. Pemanfaatan lahan untuk sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat.
Sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2009 areal sawah terluas di Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi. Kecamatan-kecamatan lain luas areal sawahnya masih di bawah angka 3000 Ha.
Semenjak pusat pemerintahan dialihkan ke Arosuka sebagai ibukota Kabupaten Solok jarak tempuh ke Kota Padang selaku ibukota Propinsi menjadi semakin pendek yaitu 40 km. Sedangkan jarak ke Kota Medan 825 km dan ke Banda Aceh 1 433 km. Disisi lain terjadi sedikit penambahan jarak kalau bepergian dari ibu kota kabupaten ke ibu kota propinsi lain seperti Pekanbaru (231 km), Jambi (495 km), Palembang via Muara Enim (993 km), Bengkulu via Muaro Bungo (736 km) dan Bandar Lampung (1 170 km)

Tabel 1.1
Luas Wilayah per-Kecamatan

No.
Kecamatan
Ibukota Kecamatan
Nagari
Jorong
Luas Daerah (Ha)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Pantai Cermin
Lembah Gumanti
Hiliran Gumanti
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Lembang Jaya
Danau Kembar
Gunung Talang
Bukit Sundi
IX Koto Sungai Lasi
Kubung
X Koto Singkarak
Junjung Sirih
X Koto Diatas

S u r i a n
Alahan Panjang
Talang Babungo
Kubang Nan Duo
Batu Bajanjang
Bukit Sileh
Simpang tj. Nan IV
T a l a n g
Muara Panas
Sungai Lasi
S e l a y o
Singkarak
Paninggahan
Tanjung Balik

2
4
3
3
5
6
2
8
5
9
8
8
2
9

28
34
20
11
22
43
18
40
17
28
34
46
11
51

36.600
45.972
26.328
36.450
60.250
9.990
7.010
38.500
10.900
17.100
19.200
25.700
29.550
10.250


Total
74
403
373.800
Sumber : BPS Kab. Solok 2010
Dengan  luas daerah sekitar 373.800 Ha tersebut, penggunaan lahan di Kabupaten Solok terdiri dari lahan terbangun (berupa pekarangan / bangunan dan halaman sekitarnya) dan lahan tidak terbangun (lahan sawah, tegalan/kebun/ladang/huma, perkebunan, kebun campuran, hutan dan lain-lain). Penggunaan lahan yang dominan saat ini adalah hutan yang terdiri dari hutan negara seluas 145.320 Ha atau sekitar 38,88% dari keseluruhan luas daerah Kabupaten Solok dan 15,98% berstatus hutan rakyat. Sementara luas lahan sawah adalah 23.561 Ha yang merupakan areal sawah terbesar di Propinsi Sumatera Barat. Sedangkan luas lahan terbangun sekitar 6.669 Ha atau hanya sekitar 1,78% dari total luas Kabupaten Solok. Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya
Tahun 2010

No.
Jenis Penggunaan
Luas Lahan (Ha)
Persentase
1
Lahan Sawah
23.561
6,3
2
Pekarangan / Bangunan dan Halaman Sekitar
6.669
1,78
3
Kebun / Ladang / Tegal / Huma
38.745
10,38
4
Perkebunan
8.165
2,18
5
Kebun Campuran
-
-
6
Hutan Negara
145.320
38,88
7
Hutan Rakyat
59.766
15,98
8
Sementara Tidak Diusahakan
35.736
9,56
9
Semak / Alang – alang
3.548
0,95
10
Rawa – rawa
4
0,01
11
Kolam
373
0,1
12
Tambak
-
-
13
Lainnya
51.913
13,88

Total
373.800
100
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Solok


Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Solok sebanyak 348.566 jiwa. Perkembangan penduduk masing-masing kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Kubung tetap merupakan kecamatan terbesar jumlah penduduknya yaitu 55.303 jiwa, sementara kecamatan Lembah Gumanti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk kedua terbanyak yaitu 53.178  jiwa atau sekitar 15,26% dari jumlah penduduk Kabupaten Solok, selanjutnya kecamatan Gunung Talang  berada pada urutan ketiga dengan jumlah penduduk sekitar 46.738 jiwa, dengan persentase 13,41%. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah penduduk 8.027 jiwa (2,3%). Untuk lebih jelas Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjang oleh upaya Pemerintah Kabupaten Solok membangun infrastruktur, terutama jalan, jembatan dan irigasi. Tahun 2010  telah dibangun sebanyak 233 ruas jalan di seluruh kecamatan atau kira-kira sepanjang 1219.34Km.
Jembatan yang telah dibangun dan diperbaiki berjumlah 221 buah yang tersebar di seluruh kecamatan se-kabupaten Solok dengan panjang sekitar 2248,6 meter.
Tabel 4.1
Perkembangan Ruas Jalan Menurut Kecamatan
Tahun 2010

No.
Kecamatan
Ruas Jalan
Panjang Jalan (km)
Jenis Permukaan Jalan
Aspal (km)
Kerikil (km)
Tanah (km)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pantai Cermin
15
46,35
28,2
8,02
10,13
2.
Lembah Gumanti
16
98,8
39,36
0,89
58,55
3.
Hiliran Gumanti
14
143,5
36,52
8,11
98,87
4.
Payung Sekaki
11
85,8
57,34
10,46
18
5.
Tigo Lurah
14
179,1
20,9
28,55
129,65
6.
Lembang Jaya
18
68,2
48,25
4,81
15,14
7.
Danau Kembar
9
45,2
25,64
11,56
8
8.
Gunung Talang
29
101,74
75,34
-
26,4
9.
Bukit Sundi
12
45,95
43,13
2,82
-
10.
IX Koto Sungai Lasi
12
43,1
30,14
1,6
11,36
11.
Kubung
30
88,5
68,38
14,96
5,16
12.
X Koto Singkarak
24
114,4
82,68
5,03
26,69
13.
Junjung Sirih
3
18,9
11,87
1,03
6
14.
X Koto Diatas
26
139,8
86,4
8,28
45,12
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok



Tabel 4.2
Banyaknya Jembatan Pada Jalan Kabupaten
Tahun 2010
No.
Kecamatan
Jumlah Jembatan
Panjang Jembatan (m)

(1)
(2)
(3)

1.
Pantai Cermin
5
54,9

2.
Lembah Gumanti
22
118,1

3.
Hiliran Gumanti
24
404,4

4.
Payung Sekaki
10
88

5.
Tigo Lurah
11
127,7

6.
Lembang Jaya
13
89,6

7.
Danau Kembar
2
7,4

8.
Gunung Talang
20
183,55

9.
Bukit Sundi
13
185,5

10.
IX Koto Sungai Lasi
25
212,7

11.
Kubung
26
251,35

12.
X Koto Singkarak
16
240,1

13.
Junjung Sirih
4
61,5

14.
X Koto Diatas
30
223,8
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok

  

BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Pengertian 
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
PDRB adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan disuatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Dalam penyusunan PDRB diperlukan data dari berbagai  kegiatan ekonomi yang berasal dari berbagai sumber. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan produksi, konsumsi, distribusi dan akumulasi kekayaan.
Secara Populer ada 3 metoda pendekatan penghitungan PDRB yaitu pertama, metoda pendekatan produksi; kedua metoda pendekatan pengeluaran dan yang terakhir adalah pendekatan pendapatan. Dalam kondisi ketersediaan data mentah (raw data) yang pada umumnya di Indonesia belum terlalu rinci maka metoda pendekatan yang kedua dan ketiga belum dapat diterapkan di Kota Solok. Penghitungan PDRB Kota Solok yang disajikan dalam buku ini menggunakan pendekatan yang pertama.
Ketiga metode penghitungan PDRB selanjutnya dijelaskan berikut ini :
a.       Menurut pendekatan produksi
 PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh bebagai unit produksi didalam suatu region dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit tersebut diatas dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu :
1.  Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.
2.  Pertambangan dan Penggalian,
3.  Industri Pengolahan,
4.  Listrik, Gas dan Air Bersih,
5.  Bangunan,
6.  Perdagangan, Hotel dan Restoran,
7.  Pengangkutan dan Komunikasi,
8.  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9.  Jasa-jasa.

b.      Menurut pendekatan pengeluaran
PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu :
1.       pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung.
2.      konsumsi pemerintah
3.      pembentukan modal tetap domestik bruto
4.      perubahan stock
5.      ekspor netto disuatu region dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
Ekspor netto merupakan ekspor dikurangi impor. Ekspor dalam hal ini
tidak terbatas hanya keluar negeri, tetapi termasuk juga yang hanya
keluar Daerah / Wilayah baik lewat laut, udara maupun lewat darat.
Demikian juga kebalikannya yaitu Impor. 

c.       Menurut pendekatan pendapatan
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu region dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan diatas, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan  per sektor ini disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari ketiga metoda pendekatan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pengeluaran untuk berbagai kepentingan tadi harus sama dengan jumlah produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. PDRB yang telah diuraikan diatas disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung netto.





BAB III
PEMBAHASAN
A.    PERTANIAN

Padi dan Palawija 
Kabupaten Solok sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat perlu terus melakukan inovasi untuk meningkatkan produktifitas lahan. Hal ini berkaitan dengan ancaman mutasi lahan sawah yang semakin besar di masa-masa mendatang. Kalau diamati untuk produksi padi pada tahun 2009, terjadi peningkatan produksi sebesar 5.79 persen dari 286 528 ton tahun 2008 menjadi 304 124.4 ton tahun 2009. Akan tetapi peningkatan ini perlu terus didorong untuk mengimbangi peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan terutama beras dari waktu ke waktu.
Untuk tanaman palawija terjadi penurunan produksi yang signifikan pada tahun 2009 terutama pada komoditi kedelai yaitu sebesar 63.12 perssen. Penurunan juga terjadi pada komoditi jagung, kacang tanah dan kacang hijau masing-masing sebesar 37.28 persen,  10.69 persen dan 28.57 persen.

Perkebunan Rakyat 
Berbagai komoditi perkebunan terdapat di Kabupaten Solok diantanya karet, kelapa, kayu manis, cengkeh, kopi, kemiri, teh dan lain-lain. Kecuali teh, komoditi perkebunan lainnya di Kabupaten Solok masih berbentuk perkebunan rakyat.
Produksi perkebunan rakyat mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 39.13 persen dibandingkan tahun lalu, dengan kontribusi peningkatan paling besar pada komoditi pala sebesar 6x lipat, dan produksi terbesar pada kayu manis sebesar    14 656.72 ton.

Peternakan 
Sebagian besar ternak di Kabupaten Solok tahun 2009 mengalami peningkatan populasi dibanding tahun sebelumnya, kecuali Kuda mengalami penurunan sebesar 4.62 persen. Sebagai contoh untuk ternak sapi terjadi peningkatan populasi sebesar 4.96 persen, kerbau mengalami peningkatan populasi sebesar 3.7 persen dan hasil ternak berupa telur itik produksinya meningkat sebesar 7.06 persen.
Disamping peningkatan pada ternak besar, pada tahun 2009 juga terjadi peningkatan populasi pada populasi unggas baik ayam ras (petelur dan pedaging), ayam bukan ras maupun itik dan puyuh.
                                                                                               
Perikanan 
Luas areal penangkapan ikan di Kabupaten Solok, pada tahun 2009 menurun dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 0.19 persen. Sedangkan produksinya meningkat sebesar 4.77 persen. Dilihat dari nilai produksi ikan, ternyata Ikan Nila memiliki nilai ekonomis tertinggi yaitu 87.26 persen dari keseluruhan jenis ikan. 
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya


B.     PERHUBUNGAN,  PARIWISATA, DAN KOMUNIKASI

Perhubungan             
Total panjang jalan di Kabupaten Solok sampai akhir tahun 2009 berjumlah 1 421.63 km, dengan rinci menurut status jalan, jalan nasional 66.21 km, jalan propinsi 118.09 km dan jalan kabupaten 1 237.33 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, terdapat peningkatan jalan berkualitas baik sebesar 12.3 persen dari tahun lalu. Sedangkan jalan berkualitas sedang, jalan berkualitas rusak dan jalan dalam kondisi rusak berat mengalami penurunan 5.83 persen, 22.68 persen dan 2.7 persen dari tahun 2008.

Pengangkutan             
Dibanding tahun 2008, jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Solok pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 7.2 persen. Jumlah kendaraan bermotor yang menyumbang kontribusi terbesar yaitu truck, sebesar 49.14 persen.

Pos Indonesia             
Setelah melalui masa-masa sulit dengan adanya sarana komunikasi alternatif, PT. Pos Indonesia secara perlahan namun pasti kembali bangkit. Hal ini terlihat pada peningkatan penggunaan jasa pos oleh masyarakat, baik berupa pengiriman surat tercatat ataupun yang berbentuk pengiriman paket pos. 
Tahun 2009 pengiriman paket pos mengalami kenaikan dari 2 441 buah menjadi 2 985 buah. Sedangkan pada penerimaan paket pos mengalami penurunan dari 3 673 buah menjadi 3 450 buah. 

Telekomunikasi 
Sampai akhir tahun 2009 tersedia 8 600 satuan sambungan telepon dan 6 937 pelanggan. Pelanggan yang terbanyak ada pada STO Solok yaitu 4 290, dengan kontribusi 61.84 persen dari seluruh pelanggan di Kabupaten Solok.
C.    INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM

Industri 
Industri kecil / kerajinan merupakan salah satu sektor andalan yang diharapkan dapat menopang perekonomian Kabupaten Solok.  Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang sangat signifikan terhadap jumlah industri kecil / kerajinan dan tenaga kerja masing-masing sebesar 90.19 persen dan 69.21 persen.
Pada Tahun 2009, jika ditinjau dari segi nilai produksi industri kecil/ kerajinan, terjadi peningkatan dari 14.67 milyar rupiah tahun 2008 menjadi 18.64 milyar rupiah. Sedangkan dilihat dari jenis industrinya, industri pangan menyumbangkan nilai produksi tertinggi yaitu 9.79 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar 52.54 persen. 
                                                                                               
Listrik 
Tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2008 ini jumlah pelanggan listrik di kabupaten Solok yaitu sebanyak     66 948 pelanggan dimana pelanggan terbanyak adalah rumah tangga sebanyak 62 661 pelanggan atau 93.6 persen, kemudian diikuti pelanggan jenis lainnya B/P yaitu 2 328 pelanggan (3.48%) dan dari jenis sosial sebanyak 1 959 pelanggan (2.93%). 

Air Minum             
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Apabila air yang dikonsumsi bersih, maka diharapkan kesehatan masyarakat akan terjaga dengan baik.                                                                                                                            
Banyaknya sambungan air rumah terpasang pada tahun 2009 naik dari 7 281 menjadi 9 296 dari tahun sebelumnya. Juga pada banyaknya pelanggan meningkat dari 7 2610 pada tahun 2008 menjadi 7 905 pada tahun 2009,  peningkatan paling besar terjadi pada rumah tangga sebesar 4.07 persen.
                                                                                       
 Persentase Banyaknya Perusahaan Industri Kecil / Kerajinan
yang Terdaftar pada Tahun 2009



Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran tentang komposisi perekonomian daerah dimana dalam hal ini komposisi perekonomian daerah terdiri atas sembilan sektor ekonomi / lapangan usaha. Sehingga struktur ekonomi sekaligus dapat menunjukkan tinggi rendahnya kontribusi atau peran seluruh sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada daerah tertentu. Apabila struktur ekonomi disajikan dari waktu ke waktu (time series) maka dapat dilihat perubahan struktur perekonomian yang terjadi.


PDRB  Persektor
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kabupaten Solok, selama periode 2009-2010 memposisikan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Solok.
Kontribusi sektor pertanian di tahun 2010 mencapai 45,2 persen, sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Walaupun demikian sektor pertanian masih menempati posisi pertama sebagai sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap perekonomian Solok.
Diagram 3.4
Persentase PDRB Kabupaten Solok 2009-2010*)

Potensi Infrastruktur

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjang oleh upaya Pemerintah Kabupaten Solok membangun infrastruktur, terutama jalan, jembatan dan irigasi. Tahun 2010  telah dibangun sebanyak 233 ruas jalan di seluruh kecamatan atau kira-kira sepanjang 1219.34Km.
Jembatan yang telah dibangun dan diperbaiki berjumlah 221 buah yang tersebar di seluruh kecamatan se-kabupaten Solok dengan panjang sekitar 2248,6 meter.
Selain jalan dan jembatan, pemerintah Kabupaten Solok juga membangun irigasi guna menunjang kelancaran sistem ekonomi dan pembangunan daerah. Beberapa daerah irigasi yang telah dibangun berdasarkan klasifikasinya ada sebanyak 499 daerah irigasi yang dibagi atas tiga klasifikasi yaitu; irigasi teknis, irigasi semi teknis dan irigasi sederhana.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Solok terkenal dengan pesona alam , budaya maupun sejarahnya. Keunggulan ini harus mampu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin. Dengan peningkatan kunjungan wisatawan ini, diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Adanya pemandangan alam berupa  panorama Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang, Goa-Goa serta Agrowisata, Teawalk, Janjang Seribu dan objek lainnya, merupakan salah satu tujan wisata yang menarik.   Tak ketinggalan juga adanya wisata sejarah dan budaya berupa Makam Dt Parpatiah Nan Sabatang yang merupakan Bapak Demokrasi Adat MinangKabau Kalarasan Bodi Chaniago.
Dari segi budaya terdapat arsitektur rumah gadang dibeberapa lokasi di Kabupaten Solok. Objek wisata tersebut ramai dikunjungi hampir semua lapisan masyarakat dari yang muda sampai orang tua.  Untuk menempuh lokasi tersebut sudah ada peta       wisata      Kabupaten     Solok    yang    akan memudahkan bagi para wisatawan domestik atau luar negeri untuk berkunjung ke objek wisata.
Tabel 4.12
Banyaknya Industri Pariwisata Menurut Bidang Usaha

No.
Bidang Usaha
Jumlah
1
Penginapan
7
2
Agen Perjalanan
1
3
Rumah Makan
108
4
Toko Cendramata
5
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Solok
Tabel 4.13
Banyaknya Objek Wisata Menurut Kecamatan

No.
Kecamatan
Objek Wisata
Alam
Budaya
Sejarah

(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pantai Cermin
7
2
1
2
Lembah Gumanti
4
4
2
3
Hiliran Gumanti
1
1
1
4
Payung Sekaki
4
2
1
5
Tigo Lurah
-
-
3
6
Lembang Jaya
4
2
1
7
Danau Kembar
1
1
1
8
Gunung Talang
8
2
2
9
Bukit Sundi
2
-
3
10
IX Koto Sungai Lasi
3
3
2
11
Kubung
3
2
4
12
X Koto Singkarak
17
3
1
13
Junjung Sirih
-
2
2
14
X Koto Diatas
9
7
4
Jumlah
63
31
28

Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

A.    Prospek Investasi
Kabupaten Solok memiliki utilitas dan berbagai fasilitas yang memadai untuk kenyamanan dan aktifitas warga maupun dunia usaha, tersedia berbagai infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Jaringan jalan dari pusat ibukota sampai ke nagari-nagari bahkan jorong telah dilewati oleh kendaraan umum dengan kondisi yang baik. Keadaan ini didukung oleh sektor transportasi yang memadai berupa angkutan darat yang memudahkan dalam pengangkutan komoditi alam maupun dari hasil industri.
Dari sektor telekomunikasi tersedia fasilitas telepon seluler dan otomat untuk percakapan lokal maupun saluran internasional. Tak kalah pentingnya adalah jaringan listrik yang akan mendukung sektor-sektor lain, telah menjangkau seluruh wilayah kabupaten. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih telah tersedia air PDAM dengan kapasitas produksi 120 liter / detik dengan jaringan pipa yang hampir mencapai seluruh wilayah kota dan pedesaan.
Untuk menunjang sistem keuangan di Kabupaten Solok terdapat 8 (delapan) Bank Pemerintah dan Swasta, 4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 4 Koperasi Unit Desa (KUD) yang tersebar di beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Solok. Kabupaten Solok merupakan wilayah pembangunan yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam memberikan pelayanan berupa pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. Ditinjau dari segi kewilayahan, maka kabupaten Solok mempunyai peranan sebagai berikut :
a.                  Secara Wilayah
Secara wilayah, Kabupaten Solok merupakan daerah yang potensial dalam bidang wisata dengan alam yang indah dan memiliki berbagai kandungan bahan tambang yang cukup besar berupa bijih besi, emas, tembaga, batubara dan bahan tambang lainnya baik yang telah diolah maupun yang masih dalam penelitian.

b.                  Secara Regional
Secara regional, Kabupaten Solok terletak dalam jalur strategis yang
dapat dilewati oleh jalur lintas Sumatera yang memudahkan akses ke daerah tetangga seperti Pekanbaru, Jambi, Medan dan Bengkulu untuk memasarkan produk Kabupaten Solok.
Khusus untuk pengangkutan hasil bumi dan hasil olahan industri Kabupaten Solok tidak jauh dari Pelabuhan Teluk Bayur dengan status jalan Negara dalam kondisi baik dengan jarak tempuh lebih kurang satu jam dari pusat Ibukota Kabupaten Solok – Arosuka.
c.                   Secara Nasional
Kabupaten Solok secara bertahap telah melakukan akses secara nasional dengan dibukanya kantor Unit Penghubung Informasi dan Komunikasi yang berada di Jakarta akan memudahkan proses pelayanan dan informasi mengenai prospek investasi di Kabupaten Solok. Hal ini didukung dengan wilayah Kabupaten Solok yang berada pada jalur lalu lintas Sumatera, sehingga akses secara nasional akan lebih mudah dan lancar.

D.    Keuangan

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Solok tahun 2009 berjumlah 478.18 milyar rupiah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah 23.20  milyar rupiah, Dana Alokasi Umum 368.84  milyar rupiah, Dana Alokasi Khusus 47.63 milyar rupiah, Hasil Bagi Pajak / Bukan Pajak 20.22 milyar rupiah, Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari propinsi 15.45 milyar rupiah dan lain-lain pendapatan yang sah 2.83 milyar rupiah. 
Kalau kita cermati pada tahun 2009 terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebesar 17.46 persen, juga pada Dana Alokasi Umum dan Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari propinsi masing-masing sebesar 0.95  persen dan 36.86 persen.


Koperasi 
Secara kuantitatif koperasi di Kabupaten Solok pada tahun 2009 bertambah satu buah sehingga menjadi 152 unit . Akan tetapi apabila di cermati dari aspek kualitas perkembangannya masih belum signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan unit usaha yang dikelola dan besaran SHU yang mampu dihasilkan.
Secara kelembagaan Koperasi Pegawai Negeri lebih mampu bertahan dan berkembang dibandingkan jenis koperasi lainnya. Sampai akhir tahun 2009 KPN seKabupaten Solok telah memiliki modal sebesar 12.90 miliar rupiah dan modal cadangan sebesar 4.42 miliar rupiah. Dari jumlah modal yang ada ini, telah diperoleh SHU sebesar 1.87 miliar rupiah, dengan omzet sebesar 30.55 miliar rupiah.

Pegadaian                  
Pegadaian dengan mottonya “Mengatasi masalah tanpa masalah” memang sudah melekat dihati masyarakat. Dengan pelayanan yang cepat dan persyaratan yang mudah membuat para nasabah merasa sangat terbantu untuk mendapatkan uang tunai. Kalau dipehatikan pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah barang yang dijaminkan sebesar 3.64 persen dari 8 214 buah di tahun 2008 menjadi 7 915 buah. Begitu pula jika dilihat dari jumlah uang pinjaman yang juga mengalami peningkatan dari 14.36 miliar rupiah menjadi 18.08 miliar rupiah (25.85 persen). 
Untuk barang jaminan yang dilelang ternyata pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 169.23 persen yaitu dari 78 buah di tahun 2008 menjadi 210 buah. Begitu juga jika dilihat dari nilai rupiah barang yang dilelang, maka pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 16.87 persen atau dari 26.32 juta rupiah menjadi 30.76  juta rupiah.
  Perkembangan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,
Dana Alokasi Khusus dan Hasil Pajak/Bukan Pajak
Tahun 2007 – 2009
 
 

 Persentase Pemberian Kredit Sektor Pada Perum Pegadaian Untuk Nasabah Kabupaten Solok Tahun 2009
E.     Pengangkutan dan Komunikasi
Kabupaten Solok memiliki utilitas dan berbagai fasilitas yang memadai untuk kenyamanan dan aktifitas warga maupun dunia usaha, tersedia berbagai infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Jaringan jalan dari pusat ibukota sampai ke nagari-nagari bahkan jorong telah dilewati oleh kendaraan umum dengan kondisi yang baik. Keadaan ini didukung oleh sektor transportasi yang memadai berupa angkutan darat yang memudahkan dalam pengangkutan komoditi alam maupun dari hasil industri.
Dari sektor telekomunikasi tersedia fasilitas telepon seluler dan otomat untuk percakapan lokal maupun saluran internasional. Tak kalah pentingnya adalah jaringan listrik yang akan mendukung sektor-sektor lain, telah menjangkau seluruh wilayah kabupaten. Untuk menunjang sistem keuangan di Kabupaten Solok terdapat 8 (delapan) Bank Pemerintah dan Swasta, 4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 4 Koperasi Unit Desa (KUD)

PDRB KABUPATEN SOLOK MENURUT HARGA KONSTAN
TAHUN 2009
( dalam miliyaran rupiah )
no
Lapangan usaha
2009
klasifikasi
Sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
Sangat tinggi
1
pertanian
2075,22




ü   
2
Pertambangan dan penggalian
178,90
ü   




3
Industri pengolahan
304,56
ü   




4
Listrik, gas dan air bersih
25,77
ü   




5
bangunan
319,30
ü   




6
Perdagangan, hotel dan restoran
620,57

ü   



`7
Pengangkutan dan komunikasi
528,15

ü   



8
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
80,47
ü   




9
Jasa-jasa
506,12

ü   







BAB IV
PENUTUP
Gambaran keadaan ini pada akhirnya dipergunakan untuk menyelesaikan  permasalahan yang terjadi di daerah, menindaklanjuti potensi yang ada di daerah serta mengetahui peluang yang ada di daerah untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Dengan diterbitkannya profil Kabupaten Solok Tahun 2011 ini kiranya dapat menjadi pedoman, masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pembangunan dan juga begi investor serta pihak-pihak yang memiliki perhatian pada pembangunan di Kabupaten Solok.



PROGRAM  STUDI GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar