Konsistensi
tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan
ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh
tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah
ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Pentingnya
konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien
dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur
pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas.
Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi
sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan
keras.
Tanah
bertekstur geluh (loam) mempunyai sifat diantara tekstur pasir dan lempung.
Perekatan partikel tanah membentuk gumpalan agregat dan mempunyai konsistensi
keras jika kering,
disebabkan adanya bahan-bahan perekat, yaitu lempung itu sendiri kapur atau
gamping (CaCO3), silika (SiO2), sesquioksida (Al dan Fe
oksida) dan humus. Kecuali lempung semakin basah makin kurang daya rekatnya.
Cara
menentukan konsistensi di lapangan ialah dengan cara memijit-mijit tanah, dalam
berbagai keadaan kandungan air seperti keadaan basah (wet), lembab (moisture)
atau kering (dry), biasanya dengan
menggunakan ibu jari dengan telunjuk. Pada keadaan basah diamati
plastisitasnya, apakah massa tanah cukup liat untuk dapat dibuat bentuk-bentuk
tertentu tanpa retak-retak atau pecah atau apakah tanah melekat pada jari-jari
kita, sehingga untuk melepaskan antara ibu jari dan telunjuk agak sukar atau
mudah sekali.
Keadaan
lembab ditentukan dengan mencoba meremukkan massa tanah dengan telapak tangan
atau jari, apakah gembur ataukah antara partikel-partikel tanah cukup saling
melekat dalam gumpalan yang teguh. Keadaan kering dilakukan dengan mencoba
meremukkan atau memecahkan gumpalan tanah kering, apakah lunak ataukah keras.
Berdasarkan keadaan kandungan airnya, struktur tanah dapat digolongkan menjadi:
1)
Keadaan Basah
Keadaan
|
Deskripsi
Pengamatan
|
Tidak lengket
|
Tidak ada
adhesi antara tanah dengan jari
|
Agak lengket
|
Sedikit ada
adhesi tanah dengan jari tetapi mudah dilepas lagi
|
Lengket
|
Ada adhesi
tanah pada jari dan kalau dipijit memapar
|
Sangat lengket
|
Ada adhesi
kuat antara tanah dengan jari, ibu jari dan telunjuk sukar dilepaskan
|
Tidak liat
|
Tidak dapat
membentuk gilingan-gilingan kecil
|
Agak liat
|
Dapat dibentuk
gilingan-gilingan yang kecil dan mudah dirubah bentuknya
|
Liat
|
Dapat dibentuk
gilingan-gilingan kecil dan bentuk-bentuk tertentu yang hanya dapat dirubah
dengan tekanan
|
Sangat liat
|
Dapat dibentuk
gilingan-gilingan kecil dan hanya dapat dirubah bentuknya dengan pijikan kuat
|
2)
Keadaan Lembab
Keadaan
|
Deskripsi
Pengamatan
|
Lepas-lepas
|
Tidak ada
adhesi antara butir-butir tanah
|
Sangat gembur
|
Dipijit
sedikit saja mudah hancur
|
Gembur
|
Dipijit kuat
baru hancur
|
Teguh
|
Dipijit sukar
hancur
|
Sangat teguh
|
Ditekan kuat
dengan tangan sampai terasa sakit baru hancur
|
Luar biasa
teguh
|
Pijitan yang
sangat kuat baru hancur
|
3)
Keadaan Kering
Keadaan
|
Deskripsi
Pengamatan
|
Lepas-lepas
|
Tidak
ada daya kohesi antara butir-butir tanah
|
Lunak
|
Massa
tanah mempunyai kohesi yang sangat lemah, sehingga ditekan sedikit saja sudah
hancur
|
Agak
keras
|
Sedikit
tahan terhadap pijitan tangan
|
Keras
|
Baru
dapat pecah dengan pijitan keras atau kuat
|
Sangat
keras
|
Tidak
dapat pecah hanya dengan jari
|
Luar
biasa keras
|
Hanya
dapat dipecahkan dengan alat yang keras
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar