OLEH :
MUHAMMAD HABIB/ 17541
YURMADANIS / 18482
ASRADENI ERIKSON /18486
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan ekonomi dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor
lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
usaha-usaha sektor informal maupun formal. Pada prinsipnya pembangunan ekonomi itu
sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan
pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam
peningkatan investasi daerah sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan
sektor-sektor ekonomi yang ada.
Struktur dan perkembangan perekonomian dapat
diketahui dari data distribusi Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Laju pertumbuhan merupakan
indikator pertumbuhan ekonomi makro suatu daerah yakni menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasa digunakan sebagai parameter penilaian
sampai sejauh mana keberhasilan pembangunan di suatu daerah dalam periode
tertentu, sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan
seluruh sektor ekonomi.
Di era
otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secaranyata
ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.
Dengandemikian, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
potensidaerah dan mengelola sumber kekayaan alamnya, menentukan prioritas dan
arah program pembangunan ekonomi daerah.
Kabupaten
Solok merupakan salah satu kabupaten dengan keadan alam yang sangat cocok untuk
pertanian. Oleh karena itu apakah pertanian akan memberikan kontribusi yang
besar terhadap PDRB kabupaten Solok. Atau sektor lain yang menjadi dominan.
B .Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan:
1.
Bagaimana keadaan fisik dan sosial serta
potensi yang ada di Kabupaten Solok
2.
Bagaimana keadaan PDRB Kabupaten Solok
berdasarkan harga
3.
Klasifikasi tingkat PDRB
Kabupaten solok merupakan salah satu kabupaten yang
secara administratif termasuk kedalam bagian wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Wilayah Kabupaten Solok terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang
Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.
Batas-batas wilayah administratif
Kabupaten Solok :
-
Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar ;
-
Sebelah Selatan
berbatasan dengan
Kabupaten Solok Selatan;
-
Sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;
-
Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan kota Sawahlunto.
Kabupaten Solok mempunyai keadaan
Topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi di bagian selatan
hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara dengan ketinggian berkisar
antara 100 m hingga diatas 1.500 m diatas permukaan laut, serta memiliki 1
(satu) buah gunung berapi, dan 5 (lima) buah danau yaitu Danau Singkarak, Danau
Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang serta Danau Tuo.
Disamping itu di Kabupaten Solok
banyak dijumpai mata air yang berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Daerah
di Kabupaten Solok memiliki suhu udara yang cukup bervariasi dan sangat
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya daerah dari permukaan laut. Pada daerah
dataran rendah suhu berkisar antara 28,50°C – 31,30°C, sedangkan pada dataran
tinggi suhu berkisar antara 12,50°C – 24,60°C .
Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada
tahun 2009 sebagian besar (38.88%) wilayah Kabupaten Solok masih berstatus
hutan negara dan 16.02% berstatus hutan rakyat. Sedangkan yang diolah rakyat
untuk ladang/kebun 10.32% dan dikelola perusahaan perkebunan 2.09%. Pemanfaatan
lahan untuk sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di
Sumatera Barat.
Sebagai sentra
produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2009 areal sawah terluas di
Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi. Kecamatan-kecamatan lain luas areal sawahnya
masih di bawah angka 3000 Ha.
Semenjak pusat
pemerintahan dialihkan ke Arosuka sebagai ibukota Kabupaten Solok jarak tempuh
ke Kota Padang selaku ibukota Propinsi menjadi semakin pendek yaitu 40 km.
Sedangkan jarak ke Kota Medan 825 km dan ke Banda Aceh 1 433 km. Disisi lain
terjadi sedikit penambahan jarak kalau bepergian dari ibu kota kabupaten ke ibu
kota propinsi lain seperti Pekanbaru (231 km), Jambi (495 km), Palembang via
Muara Enim (993 km), Bengkulu via Muaro Bungo (736 km) dan Bandar Lampung (1
170 km)
Tabel 1.1
Luas Wilayah
per-Kecamatan
No.
|
Kecamatan
|
Ibukota Kecamatan
|
Nagari
|
Jorong
|
Luas Daerah (Ha)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
|
Pantai Cermin
Lembah
Gumanti
Hiliran
Gumanti
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Lembang Jaya
Danau Kembar
Gunung Talang
Bukit Sundi
IX Koto
Sungai Lasi
Kubung
X Koto
Singkarak
Junjung Sirih
X Koto Diatas
|
S u r i a n
Alahan Panjang
Talang Babungo
Kubang Nan Duo
Batu Bajanjang
Bukit Sileh
Simpang tj. Nan IV
T a l a n g
Muara Panas
Sungai Lasi
S e l a y o
Singkarak
Paninggahan
Tanjung Balik
|
2
4
3
3
5
6
2
8
5
9
8
8
2
9
|
28
34
20
11
22
43
18
40
17
28
34
46
11
51
|
36.600
45.972
26.328
36.450
60.250
9.990
7.010
38.500
10.900
17.100
19.200
25.700
29.550
10.250
|
Total
|
74
|
403
|
373.800
|
Sumber : BPS Kab. Solok
2010
Dengan luas daerah
sekitar 373.800 Ha tersebut, penggunaan lahan di Kabupaten Solok terdiri dari lahan terbangun (berupa pekarangan /
bangunan dan halaman sekitarnya) dan lahan
tidak terbangun (lahan sawah, tegalan/kebun/ladang/huma, perkebunan, kebun
campuran, hutan dan lain-lain). Penggunaan lahan yang dominan saat ini adalah
hutan yang terdiri dari hutan negara seluas 145.320 Ha atau sekitar 38,88% dari
keseluruhan luas daerah Kabupaten Solok dan 15,98% berstatus hutan rakyat.
Sementara luas lahan sawah adalah 23.561 Ha yang merupakan areal sawah terbesar
di Propinsi Sumatera Barat. Sedangkan luas lahan terbangun sekitar 6.669 Ha
atau hanya sekitar 1,78% dari total luas Kabupaten Solok. Untuk lebih jelasnya
penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Luas Lahan Menurut Jenis
Penggunaannya
Tahun 2010
No.
|
Jenis Penggunaan
|
Luas Lahan (Ha)
|
Persentase
|
1
|
Lahan Sawah
|
23.561
|
6,3
|
2
|
Pekarangan / Bangunan dan Halaman Sekitar
|
6.669
|
1,78
|
3
|
Kebun / Ladang / Tegal / Huma
|
38.745
|
10,38
|
4
|
Perkebunan
|
8.165
|
2,18
|
5
|
Kebun Campuran
|
-
|
-
|
6
|
Hutan Negara
|
145.320
|
38,88
|
7
|
Hutan Rakyat
|
59.766
|
15,98
|
8
|
Sementara Tidak Diusahakan
|
35.736
|
9,56
|
9
|
Semak / Alang – alang
|
3.548
|
0,95
|
10
|
Rawa – rawa
|
4
|
0,01
|
11
|
Kolam
|
373
|
0,1
|
12
|
Tambak
|
-
|
-
|
13
|
Lainnya
|
51.913
|
13,88
|
Total
|
373.800
|
100
|
Sumber : Dinas
Pertanian Kab. Solok
Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten
Solok sebanyak 348.566 jiwa. Perkembangan
penduduk masing-masing kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Kubung tetap
merupakan kecamatan terbesar jumlah penduduknya yaitu 55.303 jiwa, sementara kecamatan Lembah Gumanti
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk kedua terbanyak yaitu 53.178 jiwa atau sekitar 15,26% dari jumlah penduduk
Kabupaten Solok, selanjutnya kecamatan Gunung Talang berada pada urutan ketiga dengan jumlah
penduduk sekitar 46.738 jiwa, dengan persentase 13,41%. Sedangkan jumlah
penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan
Payung Sekaki dengan
jumlah penduduk 8.027 jiwa (2,3%). Untuk lebih jelas
Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjang oleh upaya
Pemerintah Kabupaten Solok membangun infrastruktur, terutama jalan, jembatan
dan irigasi. Tahun 2010 telah dibangun
sebanyak 233 ruas jalan di seluruh kecamatan atau kira-kira sepanjang
1219.34Km.
Jembatan yang
telah dibangun dan diperbaiki berjumlah 221 buah yang tersebar di seluruh
kecamatan se-kabupaten Solok dengan panjang sekitar 2248,6 meter.
Tabel 4.1
Perkembangan Ruas Jalan Menurut Kecamatan
Tahun 2010
No.
|
Kecamatan
|
Ruas
Jalan
|
Panjang
Jalan (km)
|
Jenis
Permukaan Jalan
|
||
Aspal
(km)
|
Kerikil
(km)
|
Tanah
(km)
|
||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
|
1.
|
Pantai
Cermin
|
15
|
46,35
|
28,2
|
8,02
|
10,13
|
2.
|
Lembah
Gumanti
|
16
|
98,8
|
39,36
|
0,89
|
58,55
|
3.
|
Hiliran
Gumanti
|
14
|
143,5
|
36,52
|
8,11
|
98,87
|
4.
|
Payung
Sekaki
|
11
|
85,8
|
57,34
|
10,46
|
18
|
5.
|
Tigo
Lurah
|
14
|
179,1
|
20,9
|
28,55
|
129,65
|
6.
|
Lembang
Jaya
|
18
|
68,2
|
48,25
|
4,81
|
15,14
|
7.
|
Danau
Kembar
|
9
|
45,2
|
25,64
|
11,56
|
8
|
8.
|
Gunung
Talang
|
29
|
101,74
|
75,34
|
-
|
26,4
|
9.
|
Bukit
Sundi
|
12
|
45,95
|
43,13
|
2,82
|
-
|
10.
|
IX
Koto Sungai Lasi
|
12
|
43,1
|
30,14
|
1,6
|
11,36
|
11.
|
Kubung
|
30
|
88,5
|
68,38
|
14,96
|
5,16
|
12.
|
X
Koto Singkarak
|
24
|
114,4
|
82,68
|
5,03
|
26,69
|
13.
|
Junjung
Sirih
|
3
|
18,9
|
11,87
|
1,03
|
6
|
14.
|
X
Koto Diatas
|
26
|
139,8
|
86,4
|
8,28
|
45,12
|
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Solok
Tabel 4.2
Banyaknya Jembatan Pada Jalan Kabupaten
Tahun 2010
No.
|
Kecamatan
|
Jumlah Jembatan
|
Panjang Jembatan (m)
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
||
1.
|
Pantai
Cermin
|
5
|
54,9
|
|
2.
|
Lembah
Gumanti
|
22
|
118,1
|
|
3.
|
Hiliran
Gumanti
|
24
|
404,4
|
|
4.
|
Payung
Sekaki
|
10
|
88
|
|
5.
|
Tigo
Lurah
|
11
|
127,7
|
|
6.
|
Lembang
Jaya
|
13
|
89,6
|
|
7.
|
Danau
Kembar
|
2
|
7,4
|
|
8.
|
Gunung
Talang
|
20
|
183,55
|
|
9.
|
Bukit
Sundi
|
13
|
185,5
|
|
10.
|
IX
Koto Sungai Lasi
|
25
|
212,7
|
|
11.
|
Kubung
|
26
|
251,35
|
|
12.
|
X
Koto Singkarak
|
16
|
240,1
|
|
13.
|
Junjung
Sirih
|
4
|
61,5
|
|
14.
|
X
Koto Diatas
|
30
|
223,8
|
Sumber : Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Solok
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Pengertian
Sistem
perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di
pegang oleh pemerintah.
PDRB adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa
yang dihasilkan disuatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun. Dalam penyusunan PDRB diperlukan data dari berbagai kegiatan ekonomi yang berasal dari berbagai
sumber. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan produksi,
konsumsi, distribusi dan akumulasi kekayaan.
Secara Populer ada 3 metoda pendekatan penghitungan
PDRB yaitu pertama, metoda pendekatan produksi; kedua metoda pendekatan
pengeluaran dan yang terakhir adalah pendekatan pendapatan. Dalam kondisi
ketersediaan data mentah (raw data) yang pada umumnya di Indonesia belum
terlalu rinci maka metoda pendekatan yang kedua dan ketiga belum dapat
diterapkan di Kota Solok. Penghitungan PDRB Kota Solok yang disajikan dalam
buku ini menggunakan pendekatan yang pertama.
Ketiga
metode penghitungan PDRB selanjutnya dijelaskan berikut ini :
a. Menurut
pendekatan produksi
PDRB adalah
jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh bebagai unit
produksi didalam suatu region dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
Unit-unit tersebut diatas dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 lapangan
usaha yaitu :
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan
dan Perikanan.
2. Pertambangan dan Penggalian,
3. Industri Pengolahan,
4. Listrik, Gas dan Air Bersih,
5. Bangunan,
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran,
7. Pengangkutan dan Komunikasi,
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9. Jasa-jasa.
b. Menurut
pendekatan pengeluaran
PDRB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir, yaitu :
1. pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan
konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung.
2. konsumsi
pemerintah
3. pembentukan
modal tetap domestik bruto
4. perubahan
stock
5. ekspor
netto disuatu region dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
Ekspor netto merupakan ekspor dikurangi impor.
Ekspor dalam hal ini
tidak
terbatas hanya keluar negeri, tetapi termasuk juga yang hanya
keluar
Daerah / Wilayah baik lewat laut, udara maupun lewat darat.
Demikian
juga kebalikannya yaitu Impor.
c. Menurut
pendekatan pendapatan
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu region
dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang
dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian
PDRB, kecuali faktor pendapatan diatas, termasuk pula komponen penyusutan dan
pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan per sektor ini disebut sebagai nilai tambah
bruto sektoral. PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari seluruh
sektor (lapangan usaha).
Dari ketiga metoda pendekatan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa jumlah pengeluaran untuk berbagai kepentingan tadi harus sama
dengan jumlah produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama
dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. PDRB yang telah
diuraikan diatas disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena mencakup komponen
pajak tidak langsung netto.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. PERTANIAN
Padi dan
Palawija
Kabupaten Solok
sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat perlu terus melakukan inovasi
untuk meningkatkan produktifitas lahan. Hal ini berkaitan dengan ancaman mutasi
lahan sawah yang semakin besar di masa-masa mendatang. Kalau diamati untuk
produksi padi pada tahun 2009, terjadi peningkatan produksi sebesar 5.79 persen
dari 286 528 ton tahun 2008 menjadi 304 124.4 ton tahun 2009. Akan tetapi
peningkatan ini perlu terus didorong untuk mengimbangi peningkatan jumlah
penduduk dan kebutuhan pangan terutama beras dari waktu ke waktu.
Untuk tanaman
palawija terjadi penurunan produksi yang signifikan pada tahun 2009 terutama
pada komoditi kedelai yaitu sebesar 63.12 perssen. Penurunan juga terjadi pada
komoditi jagung, kacang tanah dan kacang hijau masing-masing sebesar 37.28
persen, 10.69 persen dan 28.57 persen.
Perkebunan
Rakyat
Berbagai
komoditi perkebunan terdapat di Kabupaten Solok diantanya karet, kelapa, kayu
manis, cengkeh, kopi, kemiri, teh dan lain-lain. Kecuali teh, komoditi
perkebunan lainnya di Kabupaten Solok masih berbentuk perkebunan rakyat.
Produksi
perkebunan rakyat mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 39.13
persen dibandingkan tahun lalu, dengan kontribusi peningkatan paling besar pada
komoditi pala sebesar 6x lipat, dan produksi terbesar pada kayu manis
sebesar 14 656.72 ton.
Peternakan
Sebagian besar
ternak di Kabupaten Solok tahun 2009 mengalami peningkatan populasi dibanding
tahun sebelumnya, kecuali Kuda mengalami penurunan sebesar 4.62 persen. Sebagai
contoh untuk ternak sapi terjadi peningkatan populasi sebesar 4.96 persen,
kerbau mengalami peningkatan populasi sebesar 3.7 persen dan hasil ternak
berupa telur itik produksinya meningkat sebesar 7.06 persen.
Disamping
peningkatan pada ternak besar, pada tahun 2009 juga terjadi peningkatan
populasi pada populasi unggas baik ayam ras (petelur dan pedaging), ayam bukan
ras maupun itik dan puyuh.
Perikanan
Luas areal
penangkapan ikan di Kabupaten Solok, pada tahun 2009 menurun dibandingkan tahun
sebelumnya, sebesar 0.19 persen. Sedangkan produksinya meningkat sebesar 4.77
persen. Dilihat dari nilai produksi ikan, ternyata Ikan Nila memiliki nilai
ekonomis tertinggi yaitu 87.26 persen dari keseluruhan jenis ikan.
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya
B. PERHUBUNGAN, PARIWISATA, DAN KOMUNIKASI
Perhubungan
Total panjang
jalan di Kabupaten Solok sampai akhir tahun 2009 berjumlah 1 421.63 km, dengan
rinci menurut status jalan, jalan nasional 66.21 km, jalan propinsi 118.09 km
dan jalan kabupaten 1 237.33 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, terdapat
peningkatan jalan berkualitas baik sebesar 12.3 persen dari tahun lalu.
Sedangkan jalan berkualitas sedang, jalan berkualitas rusak dan jalan dalam
kondisi rusak berat mengalami penurunan 5.83 persen, 22.68 persen dan 2.7
persen dari tahun 2008.
Pengangkutan
Dibanding tahun
2008, jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Solok pada tahun 2009 mengalami
kenaikan sebesar 7.2 persen. Jumlah kendaraan bermotor yang menyumbang
kontribusi terbesar yaitu truck, sebesar 49.14 persen.
Pos
Indonesia
Setelah melalui
masa-masa sulit dengan adanya sarana komunikasi alternatif, PT. Pos Indonesia
secara perlahan namun pasti kembali bangkit. Hal ini terlihat pada peningkatan
penggunaan jasa pos oleh masyarakat, baik berupa pengiriman surat tercatat
ataupun yang berbentuk pengiriman paket pos.
Tahun 2009
pengiriman paket pos mengalami kenaikan dari 2 441 buah menjadi 2 985 buah.
Sedangkan pada penerimaan paket pos mengalami penurunan dari 3 673 buah menjadi
3 450 buah.
Telekomunikasi
Sampai akhir
tahun 2009 tersedia 8 600 satuan sambungan telepon dan 6 937 pelanggan.
Pelanggan yang terbanyak ada pada STO Solok yaitu 4 290, dengan kontribusi
61.84 persen dari seluruh pelanggan di Kabupaten Solok.
C. INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM
Industri
Industri kecil /
kerajinan merupakan salah satu sektor andalan yang diharapkan dapat menopang
perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang
sangat signifikan terhadap jumlah industri kecil / kerajinan dan tenaga kerja
masing-masing sebesar 90.19 persen dan 69.21 persen.
Pada Tahun 2009,
jika ditinjau dari segi nilai produksi industri kecil/ kerajinan, terjadi
peningkatan dari 14.67 milyar rupiah tahun 2008 menjadi 18.64 milyar rupiah.
Sedangkan dilihat dari jenis industrinya, industri pangan menyumbangkan nilai
produksi tertinggi yaitu 9.79 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar 52.54
persen.
Listrik
Tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus menunjukkan
peningkatan. Tahun 2008 ini jumlah pelanggan listrik di kabupaten Solok yaitu
sebanyak 66 948 pelanggan dimana pelanggan terbanyak
adalah rumah tangga sebanyak 62 661 pelanggan atau 93.6 persen, kemudian
diikuti pelanggan jenis lainnya B/P yaitu 2 328 pelanggan (3.48%) dan dari
jenis sosial sebanyak 1 959 pelanggan (2.93%).
Air
Minum
Air bersih
merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Apabila air yang
dikonsumsi bersih, maka diharapkan kesehatan masyarakat akan terjaga dengan
baik.
Banyaknya
sambungan air rumah terpasang pada tahun 2009 naik dari 7 281 menjadi 9 296
dari tahun sebelumnya. Juga pada banyaknya pelanggan meningkat dari 7 2610 pada
tahun 2008 menjadi 7 905 pada tahun 2009, peningkatan paling besar
terjadi pada rumah tangga sebesar 4.07 persen.
Persentase Banyaknya Perusahaan Industri Kecil /
Kerajinan
yang Terdaftar pada Tahun 2009
Struktur perekonomian suatu daerah
merupakan gambaran tentang komposisi perekonomian daerah dimana dalam hal ini
komposisi perekonomian daerah terdiri atas sembilan sektor ekonomi / lapangan
usaha. Sehingga struktur ekonomi sekaligus dapat menunjukkan tinggi rendahnya
kontribusi atau peran seluruh sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada
daerah tertentu. Apabila struktur ekonomi disajikan dari waktu ke waktu (time series) maka dapat dilihat
perubahan struktur perekonomian yang terjadi.
PDRB Persektor
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB
Kabupaten Solok, selama periode 2009-2010 memposisikan sektor pertanian sebagai
penyumbang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Solok.
Kontribusi sektor pertanian di tahun
2010 mencapai 45,2 persen, sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Walaupun demikian sektor pertanian masih menempati posisi pertama sebagai
sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap perekonomian Solok.
Diagram 3.4
Persentase PDRB Kabupaten Solok 2009-2010*)
Potensi Infrastruktur
Peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjang oleh upaya Pemerintah
Kabupaten Solok membangun infrastruktur, terutama jalan, jembatan dan irigasi.
Tahun 2010 telah dibangun sebanyak 233
ruas jalan di seluruh kecamatan atau kira-kira sepanjang 1219.34Km.
Jembatan yang
telah dibangun dan diperbaiki berjumlah 221 buah yang tersebar di seluruh
kecamatan se-kabupaten Solok dengan panjang sekitar 2248,6 meter.
Selain jalan dan
jembatan, pemerintah Kabupaten Solok juga membangun irigasi guna menunjang
kelancaran sistem ekonomi dan pembangunan daerah. Beberapa daerah irigasi yang
telah dibangun berdasarkan klasifikasinya ada sebanyak 499 daerah irigasi yang
dibagi atas tiga klasifikasi yaitu; irigasi teknis, irigasi semi teknis dan
irigasi sederhana.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Solok terkenal dengan pesona
alam , budaya maupun sejarahnya. Keunggulan ini harus mampu dikelola dengan
sebaik-baiknya, agar dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin. Dengan
peningkatan kunjungan wisatawan ini, diharapkan akan mampu menggerakkan
perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Adanya
pemandangan alam berupa panorama Danau
Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang, Goa-Goa serta
Agrowisata, Teawalk, Janjang Seribu dan objek lainnya, merupakan salah satu
tujan wisata yang menarik. Tak
ketinggalan juga adanya wisata sejarah dan budaya berupa Makam Dt Parpatiah Nan
Sabatang yang merupakan Bapak Demokrasi Adat MinangKabau Kalarasan Bodi
Chaniago.
Dari
segi budaya terdapat arsitektur rumah gadang dibeberapa lokasi di Kabupaten
Solok. Objek wisata tersebut ramai dikunjungi hampir semua lapisan masyarakat
dari yang muda sampai orang tua. Untuk menempuh lokasi tersebut sudah ada peta wisata Kabupaten Solok yang akan memudahkan
bagi para wisatawan domestik atau luar negeri untuk berkunjung ke objek wisata.
Tabel 4.12
Banyaknya Industri
Pariwisata Menurut Bidang Usaha
No.
|
Bidang Usaha
|
Jumlah
|
1
|
Penginapan
|
7
|
2
|
Agen Perjalanan
|
1
|
3
|
Rumah Makan
|
108
|
4
|
Toko Cendramata
|
5
|
Sumber
: Dinas Pariwisata Kab. Solok
Tabel 4.13
Banyaknya Objek Wisata Menurut Kecamatan
No.
|
Kecamatan
|
Objek Wisata
|
||
Alam
|
Budaya
|
Sejarah
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
1
|
Pantai Cermin
|
7
|
2
|
1
|
2
|
Lembah Gumanti
|
4
|
4
|
2
|
3
|
Hiliran Gumanti
|
1
|
1
|
1
|
4
|
Payung Sekaki
|
4
|
2
|
1
|
5
|
Tigo Lurah
|
-
|
-
|
3
|
6
|
Lembang Jaya
|
4
|
2
|
1
|
7
|
Danau Kembar
|
1
|
1
|
1
|
8
|
Gunung Talang
|
8
|
2
|
2
|
9
|
Bukit Sundi
|
2
|
-
|
3
|
10
|
IX Koto Sungai Lasi
|
3
|
3
|
2
|
11
|
Kubung
|
3
|
2
|
4
|
12
|
X Koto Singkarak
|
17
|
3
|
1
|
13
|
Junjung Sirih
|
-
|
2
|
2
|
14
|
X Koto Diatas
|
9
|
7
|
4
|
Jumlah
|
63
|
31
|
28
|
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
A. Prospek Investasi
Kabupaten Solok
memiliki utilitas dan berbagai fasilitas yang memadai untuk kenyamanan dan
aktifitas warga maupun dunia usaha, tersedia berbagai infrastruktur yang dapat
menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Jaringan jalan
dari pusat ibukota sampai ke nagari-nagari bahkan jorong telah dilewati oleh
kendaraan umum dengan kondisi yang baik. Keadaan ini didukung oleh sektor
transportasi yang memadai berupa angkutan darat yang memudahkan dalam
pengangkutan komoditi alam maupun dari hasil industri.
Dari sektor
telekomunikasi tersedia fasilitas telepon seluler dan otomat untuk percakapan
lokal maupun saluran internasional. Tak kalah pentingnya adalah jaringan
listrik yang akan mendukung sektor-sektor lain, telah menjangkau seluruh
wilayah kabupaten. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih telah tersedia air PDAM
dengan kapasitas produksi 120 liter / detik dengan jaringan pipa yang hampir
mencapai seluruh wilayah kota dan pedesaan.
Untuk menunjang
sistem keuangan di Kabupaten Solok terdapat 8 (delapan) Bank Pemerintah dan
Swasta, 4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 4 Koperasi Unit Desa (KUD) yang
tersebar di beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Solok. Kabupaten Solok
merupakan wilayah pembangunan yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam
memberikan pelayanan berupa pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. Ditinjau
dari segi kewilayahan, maka kabupaten Solok mempunyai peranan sebagai berikut :
a.
Secara Wilayah
Secara wilayah,
Kabupaten Solok merupakan daerah yang potensial dalam bidang wisata dengan alam
yang indah dan memiliki berbagai kandungan bahan tambang yang cukup besar
berupa bijih besi, emas, tembaga, batubara dan bahan tambang lainnya baik yang
telah diolah maupun yang masih dalam penelitian.
b.
Secara Regional
Secara regional,
Kabupaten Solok terletak dalam jalur strategis yang
dapat dilewati oleh jalur lintas
Sumatera yang memudahkan akses ke daerah tetangga seperti Pekanbaru, Jambi,
Medan dan Bengkulu untuk memasarkan produk Kabupaten Solok.
Khusus untuk
pengangkutan hasil bumi dan hasil olahan industri Kabupaten Solok tidak jauh
dari Pelabuhan Teluk Bayur dengan status jalan Negara dalam kondisi baik dengan
jarak tempuh lebih kurang satu jam dari pusat Ibukota Kabupaten Solok –
Arosuka.
c.
Secara Nasional
Kabupaten Solok
secara bertahap telah melakukan akses secara nasional dengan dibukanya kantor
Unit Penghubung Informasi dan Komunikasi yang berada di Jakarta akan memudahkan
proses pelayanan dan informasi mengenai prospek investasi di Kabupaten Solok.
Hal ini didukung dengan wilayah Kabupaten Solok yang berada pada jalur lalu
lintas Sumatera, sehingga akses secara nasional akan lebih mudah dan lancar.
D.
Keuangan
Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Solok tahun 2009 berjumlah 478.18 milyar rupiah yang terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah 23.20 milyar rupiah, Dana Alokasi
Umum 368.84 milyar rupiah, Dana Alokasi
Khusus 47.63 milyar rupiah, Hasil Bagi Pajak / Bukan
Pajak 20.22 milyar rupiah, Bagi hasil pajak dan
bantuan keuangan dari propinsi 15.45 milyar
rupiah dan lain-lain pendapatan yang sah 2.83 milyar
rupiah.
Kalau kita cermati pada
tahun 2009 terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebesar 17.46 persen,
juga pada Dana Alokasi Umum dan Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari
propinsi masing-masing sebesar 0.95 persen dan 36.86 persen.
Koperasi
Secara kuantitatif
koperasi di Kabupaten Solok pada tahun 2009 bertambah satu buah sehingga
menjadi 152 unit . Akan tetapi apabila di cermati dari aspek kualitas
perkembangannya masih belum signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan
unit usaha yang dikelola dan besaran SHU yang mampu dihasilkan.
Secara kelembagaan
Koperasi Pegawai Negeri lebih mampu bertahan dan berkembang dibandingkan jenis
koperasi lainnya. Sampai akhir tahun 2009 KPN seKabupaten Solok telah memiliki
modal sebesar 12.90 miliar rupiah dan modal
cadangan sebesar 4.42 miliar rupiah. Dari jumlah
modal yang ada ini, telah diperoleh SHU sebesar 1.87 miliar
rupiah, dengan omzet sebesar 30.55 miliar rupiah.
Pegadaian
Pegadaian dengan
mottonya “Mengatasi masalah tanpa masalah” memang sudah melekat
dihati masyarakat. Dengan pelayanan yang cepat dan persyaratan yang mudah
membuat para nasabah merasa sangat terbantu untuk mendapatkan uang tunai. Kalau
dipehatikan pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah barang yang dijaminkan
sebesar 3.64 persen dari 8 214 buah di tahun 2008 menjadi 7 915 buah. Begitu
pula jika dilihat dari jumlah uang pinjaman yang juga mengalami peningkatan
dari 14.36 miliar rupiah menjadi 18.08 miliar rupiah (25.85 persen).
Untuk barang jaminan
yang dilelang ternyata pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang sangat
signifikan yaitu sebesar 169.23 persen yaitu dari 78 buah di tahun 2008 menjadi
210 buah. Begitu juga jika dilihat dari nilai rupiah barang yang dilelang, maka
pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 16.87
persen atau dari 26.32 juta rupiah menjadi 30.76 juta rupiah.
Perkembangan
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,
Dana Alokasi Khusus dan Hasil Pajak/Bukan Pajak
Tahun 2007 – 2009
Persentase Pemberian Kredit Sektor Pada Perum Pegadaian
Untuk Nasabah Kabupaten Solok Tahun 2009
E.
Pengangkutan dan Komunikasi
Kabupaten
Solok memiliki utilitas dan berbagai fasilitas yang memadai untuk kenyamanan
dan aktifitas warga maupun dunia usaha, tersedia berbagai infrastruktur yang
dapat menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Jaringan
jalan dari pusat ibukota sampai ke nagari-nagari bahkan jorong telah dilewati
oleh kendaraan umum dengan kondisi yang baik. Keadaan ini didukung oleh sektor
transportasi yang memadai berupa angkutan darat yang memudahkan dalam
pengangkutan komoditi alam maupun dari hasil industri.
Dari
sektor telekomunikasi tersedia fasilitas telepon seluler dan otomat untuk
percakapan lokal maupun saluran internasional. Tak kalah pentingnya adalah
jaringan listrik yang akan mendukung sektor-sektor lain, telah menjangkau
seluruh wilayah kabupaten. Untuk menunjang sistem keuangan di Kabupaten Solok
terdapat 8 (delapan) Bank Pemerintah dan Swasta, 4 Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) dan 4 Koperasi Unit Desa (KUD)
PDRB
KABUPATEN SOLOK MENURUT HARGA KONSTAN
TAHUN
2009
( dalam
miliyaran rupiah )
no
|
Lapangan usaha
|
2009
|
klasifikasi
|
||||
Sangat rendah
|
rendah
|
sedang
|
tinggi
|
Sangat tinggi
|
|||
1
|
pertanian
|
2075,22
|
ü
|
||||
2
|
Pertambangan dan penggalian
|
178,90
|
ü
|
||||
3
|
Industri pengolahan
|
304,56
|
ü
|
||||
4
|
Listrik, gas dan air bersih
|
25,77
|
ü
|
||||
5
|
bangunan
|
319,30
|
ü
|
||||
6
|
Perdagangan, hotel dan restoran
|
620,57
|
ü
|
||||
`7
|
Pengangkutan dan komunikasi
|
528,15
|
ü
|
||||
8
|
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
|
80,47
|
ü
|
||||
9
|
Jasa-jasa
|
506,12
|
ü
|
BAB
IV
PENUTUP
Gambaran keadaan
ini pada akhirnya dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di daerah,
menindaklanjuti potensi yang ada di daerah serta mengetahui peluang yang ada di
daerah untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Dengan
diterbitkannya profil Kabupaten Solok Tahun 2011 ini kiranya dapat menjadi
pedoman, masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil
kebijakan pembangunan dan juga begi investor serta pihak-pihak yang memiliki
perhatian pada pembangunan di Kabupaten Solok.
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
JURUSAN
GEOGRAFI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
TAHUN
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar